MENILIK dari berbagai sumber, Kaftan telah dikenakan oleh para bangsawan laki-laki di kesultanan Ottoman Turki sejak abad ke-12 Masehi.
Karena populer di kalangan bangsawan, tak heran jika kaftan pada masa itu terbuat dari bahan-bahan berkualitas tinggi seperti kain sutera, kain bludru, dan satin.
Umumnya kaftan untuk kalangan bangsawan berhiaskan bordiran berupa kaligrafi yang dibuat dari benang emas dan perak.
Ornamen pada kaftan menunjukkan status sosial para pemakainya ketika sedang berada di acara-acara penting kenegaraan. Kaftan untuk laki-laki berukuran panjang sampai menyentuh lantai.
Mereka biasanya akan mengenakan 2 sampai 3 kaftan dengan ukuran panjang tertentu sesuai kebutuhan acaranya.
Walaupun kaftan umum dikenakan bangsawan laki-laki, ada pula kaftan yang dikenakan oleh perempuan di masa itu.
Berbeda dengan model kaftan laki-laki yang cenderung longgar, kaftan untuk perempuan mempunyai potongan membentuk badan dengan panjang baju menyentuh pergelangan kaki. Mereka biasanya menambahkan tali pinggang sebagai aksesori.
Selain populer di negara kawasan Timur Tengah dan Asia, kaftan juga memasuki ranah benua Afrika. Kaftan Maroko adalah salah satu model yang terkenal dari Afrika.
Tidak seperti negara asalnya, kaftan di Maroko dikenakan oleh kaum perempuan saja. Mereka menjadikan kaftan sebagai pakaian tradisional yang fancy dan dikenakan untuk berbagai acara penting.
Negara lain di Afrika yang menjadikan kaftan sebagai pakaian nasional adalah Senegal. Kaftan di Senegal terkenal dengan nama Boubou.
Di abad ke-20, kaftan berkembang menjadi model pakaian modern dan diminati oleh banyak rumah mode di seluruh dunia. Sebut saja Christian Dior, Oscar de la Renta, dan Gucci telah menjadikan kaftan dan tunik sebagai bagian dari model pakaian mereka.
Jika dahulunya kaftan adalah untuk kalangan bangsawan, sekarang kamu bisa menemukan berbagai model kaftan di pusat mode mana saja di seluruh dunia.
(*)
Sumber : Beautynesia
Photo cover : Kaftan di masa Kesultanan Ottoman Turki dikenakan oleh bangsawan laki-laki