SEORANG warga asal Singapura yang sedang berkunjung ke Batam untuk urusan bisnis, menjadi korban perampokan di area Foodcourt di kawasan Nagoya beberapa hari lalu.
Melansir laporan Mothership.sg, pria yang ingin hanya dikenal dengan marga Bahara itu bercerita bahwa dirinya orang Indonesia, namun memiliki status sebagai Permanen Residen di negeri Jiran itu.
Istrinya orang Singapura. Bahara mengaku pergi ke Batam untuk urusan bisnis selama beberapa minggu terakhir.
Seorang pria kemudian menyerangnya dari belakang pada 26 Juli 2023 lalu saat ia berada di Foodcourt Nagoya, kota Batam. Saat itu jam 3 pagi dan dia sedang menunggu taksi untuk kembali ke tempatnya menginap.
Daerah itu sepi dengan sedikit orang di sekitar saat itu.

Saat kejadian, ia mengaku sedang menunggu taksi sambil menonton sebuah tayangan YouTube di ponselnya. Tiba-tiba, ia merasakan benturan keras di bagian belakang kepalanya, diikuti oleh lebih banyak pukulan.
“setidaknya enam atau tujuh kali”, katanya.
“Saya merasa mati rasa tetapi masih sadar akan apa yang terjadi,” lanjut Bahara.
Dua pria yang memukulnya itu, kemudian mengambil barang-barang milik Bahara dan melarikan diri dengan berjalan kaki.
Selama beberapa menit, ia mengaku linglung dan sakit di bagian kepala. Kemejanya juga sudah berlumuran darah. Ia kemudian sempat berjalan ke pusat makanan terdekat untuk mencari bantuan.

Paska kejadian, ia menyadari bahwa dua pria yang memukulnya telah mengambil semua barang miliknya, termasuk dompet yang berisi NRIC, uang tunai dan kartu kredit, serta telepon dan paspornya.

Ia juga sempat mengambil gambar video pada siang hari usai kejadian di lokasi. Terlihat ada beberapa aktivitas manusia, dengan banyak mobil yang diparkir di tempat parkir terdekat. Beberapa kendaraan juga terlihat lalulalang.

Sejauh ini, Bahara telah membuat laporan polisi, namun ia tidak polisi bisa melacak ponselnya. Ia mengaku tidak mengingat nomor IMEI perangkat miliknya tersebut. Saat ini, ia masih berada di Batam untuk proses pemulihan atas cederanya. Keluarganya di Singapura juga sudah mengetahui apa yang terjadi.
Menyusul insiden tersebut, Bahara mengatakan, ia hanya ingin mengingatkan tentang potensi bahaya di Batam yang bisa dialami warga Singapura lainnya. Menurutnya, Batam tidak seaman dulu.
“Jadi hindari jalan-jalan larut malam ke gang gelap, taksi aneh atau non-meteran,” imbuhnya.
(far/dom)
Foto-foto milik Bahara