TIM gabungan pencarian korban dalam peristiwa longsor di kecamatan Serasan kabupaten Natuna, masih terus bekerja hingga saat ini. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah provinsi Kepri hingga selasa (7/3/2023) sore, ada sekitar 47 korban yang belum ditemukan.
Bencana tanah longsor yang terjadi di Serasan, Natuna, menjadi bencana terburuk sepanjang sejarah provinsi Kepulauan Riau yang dibentuk pada 2002. Hingga selasa (7/3/2023) sore, jumlah korban meninggal 11 orang, kritis 3 orang, luka berat 4 orang dan belum ditemukan 47 orang.
Sebelumnya, longsor terjadi di pulau Serasan tepatnya di desa Pangkalan, kecamatan Serasan Timur pada senin (6/3/2023) kemarin sekitar pukul 11.15. Longsor disebut menyapu 27 rumah warga di desa Pangkalan.
Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad menyebut, pihaknya berusaha bertindak cepat dengan mengirimkan tim untuk membantu dan mencari para korban yang belum ditemukan.
Sementara Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Riau, Muhammad Hasbi mengatakan kepada media, proses evakuasi masih berlangsung. Tim pencari dan penyelamat gabungan berkejaran dengan waktu untuk mencari 47 korban yang belum ditemukan.
Ia mengatakan, jumlah korban jiwa akibat longsor di pulau Serasan hanya kalah dari tragedi tenggelamnya kapal pengangkut pekerja migran tanpa dokumen pada 2 november 2016 di Batam. Saat itu, sebanyak 54 orang meninggal dan 6 orang hilang.
Hasbi menyebutkan, sejauh ini proses evakuasi korban masih terkendala cuaca hujan sehingga tanah masih labil. Dua alat berat yang ada di lokasi belum bisa bekerja. Pencarian secara manual pun belum bisa optimal karena dikhawatirkan membahayakan petugas SAR.
(ham)