GUBERNUR Kepulauan Riau Ansar Ahmad meuncurkan Analog Switch Off (ASO) tahap 1 dan penyerahan bantuan Set Top Box (STB) kepada masyarakat penerima, di lapangan Sepak bola Kampung Bulang, Tanjungpinang, Kepri, Senin (25/4/2022) kemarin.
Peluncuran ditandai dengan menekan tombol sirene oleh Gubernur Kepri didampingi Ketua KPID Kepri Hengky Mohari, Wakil Wali Kota Tanjungpinang Endang Abdullah, Ketua DPRD Tanjungpinang Yuniarni Pustoko Weni dan unsur Forkopimda.
Wakil Wali Kota Tanjungpinang Endang Abdullah mengapresiasi peralihan dari TV analog ke TV digital. Menurutnya, TV digital akan memberikan kontribusi besar bagi tontonan masyarakat.
“Dengan digital ini ada kemudahan bagi masyarakat, hanya dengan antena dan alat STB masyarakat bisa menikmati siaran televisi dan itu tidak ada iuran lagi,” ujarnya.
“Mau tidak mau, suka tidak suka harus sama-sama mensosialisasikan adanya transisi dari analog ke digital ini,” lanjutnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad menyampaikan siaran analog di empat wilayah di Kepri akan dihentikan mulai 30 April 2022.
Empat wilayah diantaranya Tanjungpinang, Bintan, Batam dan Karimun.
“Kita bersyukur pemerintah telah melakukan kebijakan tranformasi dari analog ke digital,” ujar Ansar.
Ia menyampaikan, keuntungan tranformasi dari analog ke digital, pertama masyarakat tidak perlu mengeluarkan uang bulanan untuk mendapatkan tontonan dengan banyak siaran televisi. Melalui siaran digital masyarakat bisa menonton lebih dari 23 siaran.
“Keuntungan pertama biasa siaran di rumah hanya satu, dua siaran saja, kalau mau siaran yang banyak harus sewa TV kabel, memerlukan biaya tiap bulan, kalau lupa bayar akan diputus TV kabelnya dan kembali lagi dua siaran. Tapi melalui migrasi dari analog ke digital ini bapak ibu sudah bisa nonton 23 siaran tanpa membayar,” jelas Ansar.
Pemerintah, kata Ansar, telah membagikan alat STB gratis untuk masyarakat kurang mampu yang terdata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan diserahkan melalui PT Pos.
“Nanti PT Pos langsung bagikan, jadi tidak antri. Yang tidak masuk data DTKS terpaksa beli sendiri, harganya tidak terlalu mahal kisaran Rp200-300 ribu,” ucapnya.
Keuntungan kedua, lanjut Ansar, siaran digital 10% akan diisi oleh muatan lokal, hal ini bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan pariwisata, produk daerah dan juga konten kreatif daerah.
“Keuntungan yang ketiga siarannya lebih bagus, suaranya juga lebih jelas tidak ada bintik-bintik di televisi, karena televisi digital ini jauh lebih baik dari TV analog,” ujarnya.
(*/gas)